Jumat, 25 Oktober 2013

ACARA V UJI KESUKAAN-RANKING (Analisis Sensori)

LAPORAN PRAKTIKUM
ANALISIS SENSORI











Disusun Oleh:
Kelompok 4
1.      Darwin Exaudi S                   (H3111014)
2.      Dita Puteri S                          (H3111016)
3.      Frendy Rusli                          (H3111029)
4.      Hanifah Alfia Kusuma         (H3111031)
5.      Khoirul Riska                        (H3111038)
6.      Slamet Sri Widodo                (H3111061)
7.      Winarno                                 (H3111067)



FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
ACARA V
UJI KESUKAAN-RANKING

A.    Tujuan
Tujuan dari acara V Uji Kesukaan-Ranking adalah mahasiswa mampu melakukan uji kesukaan sampel dengan metode ranking.

B.     Tinjauan Pustaka
1.      Tinjauan Bahan
Warna khas dari kecap adalah coklat kehitaman. Warna ini diperoleh dari kedelai hitam yang digunakan sebagai bahan baku, kluwak, gula kelapa, gula pasir yang dipanaskan sehingga membentuk karamel, dan reaksi browning yang terjadi pada saat penjemuran. Kecap yang berkualitas baik memenuhi beberapa kriteria, yaitu dalam hal kadar protein, cita rasa, kekentalan, warna, daya tahan dan endapan. Semakin tinggi kadar proteinnya maka semakin tinggi kualitas kecap tersebut. Kadar protein berkaitan erat dengan kandungan unsur N (Nitrogen) dalam bahan baku kecap. Cita rasa dan aroma kecap hanya dapat diperoleh dari proses pembuatan secara tradisional yaitu, fermentasi (Purwandari, 2010).
Kecap adalah produk cair yang diperoleh dari hasil fermentasi dan atau cara kimia (hidrolisis) kacang kedelai (Glycine max L.) dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain dan bahan tambahan makanan yang diizinkan. kecap manis merupakan produk olahan yang teksturnya kental, berwarna coklat kehitaman, dan digunakan sebagai penyedap makanan. Tingginya kadar gula dan viskositas yang tinggi pada kecap manis ini disebabkan adanya penambahan gula dalam proses pembuatannya. Sebagian besar kecap menunjukkan adanya perbedaan kandungan gula, kandungan asam, dan konsentrasi asam amino yang berhubungan dengan perlakuan fermentasi. Komponen terbesar kecap manis adalah karbohidrat, terutama sukrosa, glukosa, dan fruktosa. Kecap manis memiliki kandungan asam amino cukup tinggi, karena kecap manis terbuat dari kacang kedelai yang memiliki kandungan protein yang tinggi (Anonim, 2010).
2.      Tinjauan Teori
Pengujian sensori atau pengujian dengan indra atau dikenal juga dengan pengujian organoleptik sudah sejak manusia mulai menggunakan inderanya untuk menilai kualitas dan keamanan suatu makanan dan minuman. Barang yang direspon secara positif oleh indera manusia karena menghasilkan kesan subjektif yang menyenangkan dan memuaskan harapan konsumen disebut memiliki kualitas sensori yang tinggi. Pengujian sensori mengedepankan metode ilmiah untuk menjelaskan fenomena sensori. Analisi sensori adalah disiplin ilmu yang membutuhkan standarisasi dan pengedalian yang tepat pada setiap tahap persiapan, pengukuran respon, analisis data dan interpretasi hasil. Oleh karenanya dibutuhkan pencatatan dan dokumentasi yang cermat. Panelis adalah orang atau sekelompok orang yang menilai dan memberikan tanggapan terhadap produk yang diuji. Analisis sensori adalah suatu proses identifikasi, pengukuran ilmiah, analisis, dan interpretasi atribut-atribut produk melalui lima panca indra manusia: indra penglihatan, penciuman, pencicipan, peraba, dan pendengaran. Analisis sensori juga melibatkan suatu pengukuran, yang dapat bersifat kuantitatif ataupun kualitatif. Uji kesukaan atau penerimaan (preference or hedonic test) bertujuan mengidentifikasi tingkat kesukaan dan penerimaan suatu produk. Uji afeksi (penerimaan dan kesukaan) bertujuan mengetahui perbedaan-perbedaan pada suatu produk yang dapat dikenali oleh konsumen dan berpengaruh terhadap kesukaan dan penerimaan. Uji ini bergantung pada batas antara analisa sensori dengan riset konsumen serta memiliki metode kriteria rekrutmen panel yang berbeda dari uji pembedaan dan uji deskripsi (Setyaningsih, 2010).
Uji organoleptik terhadap suatu makanan adalah penilaian dengan menggunakan alat indera, yaitu penglihatan, pengecap, pembau, dan pendengar. Adapun hasil uji organoleptik pada produk bakasang yang akan dinilai meliputi uji penampakan, bau, rasa dan tektur. Penampakan merupakan parameter oganoleptik yang penting karena merupakan sifat sensoris pertama dilihat oleh konsumen. Pada umumnya konsumen memilih makanan yang memiliki penampakan menarik. Bau merupakan daya tarik tersendiri dalam menentukan rasa enak dari produk suatu makanan. Dalam hal ini bau lebih banyak dipengaruhi oleh indra pencium. Umumnya bau yang dapat diterima oleh hidung dan otak lebih banyak merupakan campuran dari 4 macam bau yaitu harum, asam, tengik dan hangus. Rasa merupakan faktor penentu daya terima konsumen terhadap produk pangan. Faktor rasa memegang peranan penting dalam pemilihan produk oleh konsumen. Rasa merupakan respon lidah terhadap rangsangan yang diberikan oleh suatu makanan. Pengindraan rasa terbagi menjadi empat rasa, yaitu manis, asin, pahit, dan asam. Konsumen akan memutuskan menerima atau menolak produk dengan empat rasa tersebut. Tekstur merupakan segala hal yang berhubungan dengan mekanik, rasa, sentuhan, penglihatan dan pendengaran yang meliputi penilaian terhadap kebasahan, kering, keras, halus, kasar, dan berminyak. Penilaian tekstur makanan dapat dilakukan dengan menggunakan jari, gigi, dan langit-langit. Faktor tekstur diantaranya adalah rabaan oleh tangan, keempukan dan mudah dikunyah (Purwaningsih, 2011).
Dalam pengujian ranking panelis diminta untuk mengurutkan intensitas sifat yang dinilai. Uji ranking dapat digunakan untuk mengurutkan intensitas, mutu atau kesukaan konsumen, dalam rangka memilih yang terbaik atau menghilangkan yang terjelek. Pada uji ranking ini digunakan panelis terlatih (untuk uji ranking pembedaan) atau digunakan panelis tak terlatih (untuk uji ranking kesukaan). Untuk uji ranking pembedaan mula-mula dilakukan seleksi dan latihan panelis, sedang untuk uji ranking kesukaan panelis diambil yang tidak terlatih. Selanjutnya, kepada panelis disajiakan sampel-sampel yang akan dinilai dengan dilengkapi kuesioner (Kartika, 2010).
Secara garis besar, pekerjaan analisis data meliputi tiga langkah yaitu persiapan, tabulasi, dan penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian. Kegiatan dalam langkah-langkah persiapan antara lain, mengecek nama dan kelengkapan identitas pengisi, mengecek kelengkapan data, artinya memeriksa isi instrumen pengumpulan data (termasuk pula kelengkapan lembaran instrumen barangkali ada yang terlepas atau sobek), mengecek macam isian data. Beberapa hal yang termasuk dalam kegiatan tabulasi antara lain  memberikan skor (scoring) terhadap item-item yang perlu diberikan skor, memberikan kode terhadap item-item yang tidak diberikan skor, mengubah jenis data, disesuaikan atau dimodifikasikan dengan teknik analisa yang akan digunakan, serta memberikan kode (coding) dalam hubungan dengan pengolahan data jika akan menggunakan komputer (Arikunto,1993).
Proses perhitungan frekuensi yang terbilang di dalam masing-masing kategori disebut tabulasi. Oleh karena itu hasil perhitungan demikian hampir selalu disajikan dalam bentuk tabel, maka istilah tabulasi sering diartikan sebagai proses penyusunan data ke dalam bentuk tabel. Tabulasi (dalam arti menyusun data ke dalam bentuk tabel) merupakan tahap lanjutan dalam rangkaian proses analisa data. Dengan tabulasi data lapangan akan segera tampak ringkas dan tersusun ke dalam suatu tabel yang baik, data dapat dibaca degan mudah dan maknanya akan mudah dipahami (Sumarsono, 2004).
Evaluasi sensori merupakan analisis yang menggunakan manusia sebagai instrument. Salah satu uji sensori yang digunakan meluas adalah uji afektif  secara kuantitatif. Uji afektif bertujuan untuk menilai respon pribadi (kesukaan atau penerimaan) dari produk tertentu, atau karakteristik produk spesifik tertentu. Uji afektif kuantitatif dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu uji pemilihan/preferensi (preference) dan uji penerimaan (acceptance) berarti mengukur tingkat kesukaan terhadap suatu produk semetara uji preferensi menunjukan ekspresi dipilihnya satu produk yang menonjol dibandingkna dengan produk lain (Silvana, 2010).
Uji organoleptik (metode hedonik) dilakukan untuk menentukan tingkat kesukaan atau penerimaan panelis produk untuk dikeringkan manisan tomat. Tes ini dilakukan terhadap warna, rasa dan aroma. Panelis terdiri dari 15 orang, kriteria yang diukur tingkat preference dari hasil analisis kimia kuantitatif. Data yang diperoleh dari setiap perlakuan. Data dalam bentuk jumlah air, kadar kandungan abu dan isi vitamin C. Para panelis uji organoleptik menemukan jumlah data adalah tingkat preferensi rasa, warna dan aroma, tekstur hasil tes dengan menggunakan data yang diperoleh baik penerometer besarnya tingkat kekerasan dan kelembutan. Selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan ANOVA (Analisis Varians), diikuti dengan DMRT (Duncan Multiple Range Test) untuk menentukan perbedaan nyata antar perlakuan (Buntaran, 2009).
Flavor merupakan salah satu atribut bahan pangan atau produk pangan yang berperan penting dalam penerimaan atau penolakan suatu makanan atau minuman oleh konsumen. Aroma dari suatu bahan dapat ditimbulkan oleh satu atau beberapa komponen yang merupakan karakteristik aroma bahan pangan tersebut, sedangkan komponen lainnya hanya memberikan nuansa terhadap keseluruhan flavor. Dengan demikian, identifikasi character impact compound perlu dilakukan untuk mengetahui pentingnya peranan suatu komponen atau beberapa komponen terhadap flavor yang ditimbulkan oleh suatu bahan pangan (Apriyantono, 2004).
Terdapat dua metode evaluasi sensori yang umum digunakan untuk analisa oragnoleptik (warna, rasa dam aroma) pada bubuk coklat, yaitu uji kesukaan (preference test) ataupun uji triangle. Uji kesukaan dilakukan dengan tujuan menentukan produk yang paling disukai dan biasanya dilakukan oleh panelis umum, baik yang sudah terlatih maupun belum terlatih. Sedangkan uji triangle dilakukan apabila akan ditentukan penggantian jenis produk dengan tujuan produk pengganti tidak berbeda signifikan dengan produk standar, biasanya dilakukan oleh panelis yang sudah terlatih (Wahyudi, 2008).
Evaluasi inderawi dilakukan oleh sebuah panel yang dipilih secara acak dari 16 anggota yang dinilai sampel dalam hal penampilan, konsistensi aroma, dan rasa. Skor didasarkan  pada skala sembilan poin hedonis dimana 1 adalah sangat menyukai dan 9 adalah seperti sangat. Rata-rata nilai yang diterima dari diet masing-masing untuk setiap sensorik atribut dibandingkan dengan menggunakan t-test (Samuel, 2006).
Metodologi profil sensori merupakan dasar dari analisis deskriptif kuantitatif, mendefinisikan sebuah produk dengan jumlah minimal kata dan dengan efisiensi maksimum, menggunakan lembar mencicipi yang tepat, yang dapat direproduksi dan dipahami oleh semua. Profil tekstur untuk varietas kacang yang berbeda yang merupakan ciri khas dari pasar Spanyol dilakukan. Kondisi optimum untuk sampel dan kartu mencicipi didirikan, dan panel dilatih. Hasil tekstur profil menunjukkan perbedaan yang signifikan antara varietas dan bahkan di antara asal-usul yang berbeda untuk varietas yang sama (Calvo, 1999).
Uji duncan atau juga dikenal sengan istilah Duncan Multipel Range Test (DMRT) memiliki nilai kritis yang tidak tunggal tetapi mengikutri urutan rata-rata yang dibandingkan. Nilai kritis uji duncan dinyatakan dalam nilai least significant range. Uji duncan digunakan untuk menguji perbedaan di antara semua pasangan perlakuan yang ada dari percobaan tersebut, serta masih dapat mempertahankan tingkat signifikasi yang ditetapkan (Santoso, 2005).
     
C.    Metodelogi
1.      Alat
a.       Nampan atau wadah
b.      Gelas plastik atau sloki
c.       Sendok plastik
d.      Borang
e.       Alat tulis
f.       Tissue
2.      Bahan
a.       Kecap Gandaria
b.      Kecap Indofood
c.       Kecap Sedap
d.      Kecap Hoki
e.       Air
D.    Hasil dan Pembahasan
Tabel 5.1 Hasil Uji Kesukaan dengan Metode Ranking pada Sampel Kecap
No
Sampel
Warna
Aroma
Rasa
Kekentalan
Overall
1
382
0,0319a
0,1745a
0,1177a
0,4277b
0,055a
2
546
0,7932b
0,3516a
0,1855a
0,2368ab
0,3419b
3
713
0,0955a
0,1716a
0,1329a
0,3281ab
0,2852ab
4
901
0,0997a
0,3710a
0,5648b
0,0803a
0,4181b
Sumber: Laporan Sementara
Superskrip yang berbeda menunjukkan beda nyata pada kolom yang sama
Keterangan :
382            = Kecap Gandaria
546            = Kecap Hoki
713            = Kecap Indofood
901            = Kecap Sedap
Uji ranking merupakan uji skalar karena hasil pengujian oleh panelis telah dinyatakan dalam besaran kesan dengan jarak atau interval tertentu. Prinsip dari uji ranking, panelis diminta untuk membuat urutan dari yang diuji menurut perbedaan tingkat mutu sensorik. Penilaian ini bersifat subjektif karena panelis memberikan nilai dari kesukaannya sendiri. Dalam uji rangking tidak disertakan contoh pembanding. Urutan pertama selalu menyatakan yang paling tinggi, makin ke bawah nomor urut makin rendah. Data hasil dari pengamatan yang telah diuji secara statistik yaitu dengan menggunakan analysis of variance dan uji Duncan. Analisis ragam  untuk mengetahui adanya perbedaan nyata dalam data. Jika terdapat perbedaan nyata dalam data maka dilakukan uji Duncan untuk menguji perbedaan di antara semua pasangan perlakuan yang ada dari percobaan tersebut, serta masih dapat mempertahankan tingkat signifikasi yang ditetapkan (Santoso, 2005).
Salah satu bahan pangan yang digunakan dalam acara V yaitu mengurutkan intensitas kesukaan adalah kecap. Sampel ini mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, hal ini bertujuan untuk mengetahui model sampel yang mana yang lebih disukai panelis. Pada praktikum acara V Uji Kesukaan-Ranking bahan yang digunakan adalah beberapa merk kecap terkenal antara lain kecap Gandaria, kecap Hoki, kecap Indofood, dan kecap Sedap. Kode dari masing-masing kecap adalah kecap Gandaria 382, kecap Hoki 546, kecap Indofood 713 dan kecap Sedap adalah 901. Dari parameter warna didapatkan hasil dari kecap yang paling disukai hingga kecap yang paling tidak disukai secara berurutan adalah kecap Hoki (546) dengan nilai paling tinggi adalah 0,7932, kecap Sedap (901) adalah 0,997, kecap Indofood (713) adalah 0,0955, dan kecap yang paling tidak disukai adalah kecap Gandaria (382) dengan nilai 0,0319. Dari atribut warna yang paling disukai adalah kecap Hoki (546) dan yang paling tidak disukai adalah kecap Gandaria (382). Sampel yang paling disukai oleh panelis dikarenakan oleh warna yang dilihat lebih hitam dan coklat gelap. Kecap yang paling tidak disukai karena warna hitam kurang pekat dan terlalu terang. Hal tersebut dapat terjadi karena masing-masing produsen kecap tersebut ada yang memberikan penambahan bahan lain pada kecap yang menyebabkan warna kecap satu berbeda dengan kecap yang lainnya, sehingga dilihat dari warna ada yang hitam pekat, hitam, dan ada yang coklat. Pada hasil uji ranking secara umum atribut warna menunjukkan bahwa keempat jenis kecap dapat diterima oleh konsumen. Dari tabel parameter warna kecap Hoki (546) berbeda nyata dengan formulasi kecap Indofood (713), kecap Sedap (901), dan kecap Gandaria (382). Dari hasil uji ANOVA menunjukkan bahwa jenis kecap berpengaruh nyata pada tingkat kesukaan panelis terhadap warna dari kecap pada taraf 5% (p>0,05).
Dari parameter aroma didapatkan hasil dari kecap yang paling disukai hingga kecap yang paling tidak disukai secara berurutan adalah kecap Sedap (901) dengan nilai paling tinggi adalah 0,3710, kecap Hoki (546) adalah 0,3516, kecap Gandaria (382) adalah 0,1745, dan kecap yang paling tidak disukai adalah kecap Indofood (713) dengan nilai 0,1716. Dari atribut aroma yang paling disukai adalah kecap Sedap (901) dan yang paling tidak disukai adalah kecap Indofood (713). Hasil uji parameter aroma masing-masing sampel tidak berbeda nyata. Hal tersebut terjadi karena masing-masing aroma dari beberapa jenis kecap pada umumnya memang hampir sama antara satu kecap dengan kecap yang lainnya. Pada hasil uji ranking secara umum atribut aroma menunjukkan bahwa keempat jenis kecap dapat diterima oleh konsumen. Dari hasil ANOVA menunjukkan bahwa jenis kecap tidak berpengaruh nyata pada skor kesukaan panelis terhadap atribut aroma pada taraf 5% (p>0,05). Faktor yang mempengaruhi tingkat aroma dari kecap adalah aroma sangat subjektif serta sulit untuk diukur karena setiap orang memiliki sensitifitas dalam mendeteksi aroma. Kecap yang memiliki kekentalan tinggi menghasilkan aroma yang lebih kuat serta lebih mudah untuk dikenali aromanya.
Dari parameter rasa didapatkan hasil dari kecap yang paling disukai hingga kecap yang paling tidak disukai secara berurutan adalah kecap Sedap (901) dengan nilai paling tinggi adalah 0,5648, kecap Hoki (546) adalah 0,1855, kecap Indofood (713) adalah 0,1329, dan kecap yang paling tidak disukai adalah kecap Gandaria (382) dengan nilai 0,1177. Dari atribut rasa yang paling disukai adalah kecap Sedap (901) dan yang paling tidak disukai adalah kecap Gandaria (382). Faktor yang mempengaruhi penerimaan konsumen terhadap rasa kecap yaitu rasa yang tertinggal atau after taste manis yang masih terasa setelah dirasakan. Sebagian konsumen kurang menyukai rasa manis yang berlebihan dan ada pula konsumen yang kurang menyukai kecap. Air penetral yang seharusnya berfungsi untuk menetralkan lidah bisa tercampur dengan kecap pada saat penuangan awal atau tercampur pada saat panelis sedang melakukan pengujian. Sendok yang tidak terbilas atau dibersihkan dengan baik dapat memberikan penilaian yang salah karena masih tertinggalnya sisa rasa dari sampel sebelumnya. Hasil penilaian menunjukkan tidak ada penolakan konsumen terhadap rasa dan hasil uji kesukaan. Pada hasil uji ranking secara umum atribut rasa menunjukkan bahwa keempat jenis kecap dapat diterima oleh konsumen. Parameter rasa kecap Sedap (901) berbeda nyata dengan formulasi kecap Hoki (546), kecap Indofood (713), dan kecap Gandaria (382). Hasil uji ANOVA menunjukkan bahwa jenis kecap berpengaruh nyata pada skor kesukaan panelis terhadap atribut rasa pada taraf 5% (p>0,05).
Dari parameter kekentalan didapatkan hasil dari kecap yang paling disukai hingga kecap yang paling tidak disukai secara berurutan adalah kecap Gandaria (382) dengan nilai paling tinggi adalah 0,4277, kecap Indofood (713) adalah 0,3281, kecap Hoki (546) adalah 0,2368, dan kecap yang paling tidak disukai adalah kecap Sedap (713) dengan nilai 0,0803. Dari atribut warna yang paling disukai adalah kecap Gandaria (382) dan yang paling tidak disukai adalah kecap Sedap (901). Pada hasil uji rating hedonik secara umum atribut kekentalan menunjukkan bahwa keempat jenis kecap dapat diterima oleh konsumen. Dari tabel parameter kekentalan kecap Gandaria (382) berbeda nyata dengan kecap Sedap (901), sedangkan kecap Gandaria tidak berbeda nyata dengan kecap Hoki (546) dan kecap Indofood (713) dan kecap Sedap tidak berbeda nyata dengan kecap Hoki (546) dan kecap Indofood (713). Dari hasil uji ANOVA menunjukkan bahwa jenis kecap berpengaruh nyata pada tingkat kesukaan panelis terhadap kekentalan dari kecap pada taraf 5% (p>0,05). Faktor yang mempengaruhi kekentalan dari kecap antara lain adalah konsentrasi kecap yang berbeda menghasilkan tingkat rasa manis yang berbeda serta tingkat sensitivitas terhadap kecap dan rangsangan yang berbeda. Semakin tinggi konsentrasi kecap, maka kecap yang dihasilkan akan semakin manis dan kental.
Secara overall panelis melihat dari keseluruhan karakteristik dari kecap yaitu warna, aroma, rasa, kekentalan, dan karakteristik lainnya. Dari data didapatkan hasil dari kecap yang paling disukai hingga kecap yang paling tidak disukai secara berurutan adalah kecap Sedap (901) sebesar 0,4181, kecap Hoki (546) sebesar 0,3419, kecap Indofood (713) sebesar 0,2852, dan yang paling tidak disukai adalah kecap Gandaria (382) sebesar 0,055. Overall kecap yang paling disukai adalah kecap Sedap (901) dan kecap yang paling tidak disukai adalah kecap Gandaria (382). Secara keseluruhan kecap Gandaria (382) berbeda nyata dengan kecap Hoki (546) dan kecap Sedap (901), sedangkan kecap Gandaria tidak berbeda nyata dengan kecap Indofood (713). Pada hasil uji ranking secara umum uji keseluruhan menunjukkan bahwa keempat jenis kecap dapat diterima oleh konsumen. Dari tabel secara keseluruhan kecap Hoki (546) berbeda nyata dengan formulasi kecap Indofood (713), kecap Sedap (901), dan kecap Gandaria (382). Hasil uji ANOVA terhadap parameter keseluruhan menunjukkan bahwa jenis produk kecap berpengaruh nyata pada skor kesukaan panelis terhadap parameter keseluruhan pada taraf 5% (p>0,05).
Hasil dari uji ANOVA telah menunjukkan bahwa jenis kecap berpengaruh nyata pada skor kesukaan panelis terhadap atribut warna pada taraf 5% (p>0,05) sehingga dapat dilanjutkan dengan DMRT sesuai dengan teori yang ada untuk mengetahui data yang berbeda secara nyata. Akan tetapi jika jenis kecap menunjukkan tidak berpengaruh nyata pada skor kesukaan panelis terhadap atribut aroma pada taraf  5% (p>0,05) sehingga tidak dapat dilanjutkan dengan DMRT sesuai dengan teori yang ada untuk mengetahui data yang berbeda secara nyata. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penilaian panelis terhadap sampel kecap antara lain adalah panelis cenderung memberikan penilaian yang lebih baik atau lebih buruk apabila didahului pemberian sampel yang lebih baik atau lebih buruk. Sampel yang memiliki tingkat enak lebih baik sebelum sampel lainnya mengakibatkan panelis menilai sampel yang berikutnya selalu lebih rendah atau panelis cenderung memberi mutu yang rata-rata sama. Sendok yang tidak terbilas atau dibersihkan dengan baik dapat memberikan penilaian yang salah karena masih tertinggalnya sisa rasa dari sampel sebelumnya. Waktu yang disediakan untuk panelis dalam melakukan pengujain secara tidak langsung akan mempengaruhi hasil penilaian. Waktu yang terbatas akan memberikan beban pikiran kepada panelis untuk lebih cepat mendeteksi rasa. Akan tetapi jika panelis diberikan waktu yang lebih lama atau tidak terbatas, panelis akan lebih tenang tanpa beban pikiran sehingga lebih teliti dan cermat dalam mendeteksi rasa.



E.     Kesimpulan
   Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum acara V Uji Kesukaan-Ranking antara lain:
1.      Analisis sensori adalah suatu proses identifikasi, pengukuran ilmiah, analisis, dan interpretasi atribut-atribut produk melalui lima panca indra manusia: indra penglihatan, penciuman, pencicipan, peraba, dan pendengaran.
2.      Pengujian ranking diminta untuk mengurutkan intensitas sifat yang dinilai. Uji ranking dapat digunakan untuk mengurutkan intensitas, mutu atau kesukaan konsumen, dalam rangka memilih yang terbaik atau menghilangkan yang terjelek.
3.      Dari parameter warna didapatkan hasil dari kecap yang paling disukai hingga kecap yang paling tidak disukai secara berurutan adalah kecap hoki (546), kecap sedap (901), kecap indofood (713), dan kecap yang paling tidak disukai adalah kecap gandaria (382). Sampel yang paling disukai oleh panelis dikarenakan oleh warna yang dilihat lebih hitam dan coklat gelap. Kecap yang paling tidak disukai karena warna hitam kurang pekat dan terlalu terang.
4.      Dari parameter aroma didapatkan hasil dari kecap yang paling disukai hingga kecap yang paling tidak disukai secara berurutan adalah kecap sedap (901), kecap hoki (546), kecap gandaria (382), dan kecap yang paling tidak disukai adalah kecap indofood (713).
5.      Dari parameter rasa didapatkan hasil dari kecap yang paling disukai hingga kecap yang paling tidak disukai secara berurutan adalah kecap sedap (901), kecap hoki (546), kecap indofood (713), dan kecap yang paling tidak disukai adalah kecap gandaria (382).
6.      Faktor yang mempengaruhi penerimaan konsumen terhadap rasa kecap yaitu rasa yang tertinggal atau after taste manis yang masih terasa setelah dirasakan.
7.      Dari parameter kekentalan didapatkan hasil dari kecap yang paling disukai hingga kecap yang paling tidak disukai secara berurutan adalah kecap gandaria (382), kecap indofood (713), kecap hoki (546), dan kecap yang paling tidak disukai adalah kecap sedap (901).
8.      Overall kecap yang paling disukai hingga kecap yang paling tidak disukai secara berurutan adalah kecap sedap (901), kecap hoki (546), kecap indofood (713), dan yang paling tidak disukai adalah kecap gandaria (382).
9.      Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penilaian panelis terhadap sampel kecap antara lain adalah panelis cenderung memberikan penilaian yang lebih baik atau lebih buruk apabila didahului pemberian sampel yang lebih baik atau lebih buruk. Memberikan sampel yang memiliki tingkat enak lebih baik sebelum sampel lainnya mengakibatkan panelis menilai sampel yang berikutnya selalu lebih rendah atau panelis cenderung memberi mutu yang rata-rata sama.